Minggu, 29 Mei 2011

Sikap Pengprov PSSI Terus Menuai Kritik Desakan untuk Mengumpulkan Pengkab Se-Kalteng Semakin Kuat

PALANGKA RAYA – Sikap Ketua Pengprov PSSI Kalteng Suraria Nahan yang masuk dalam kelompok 78 yang memaksakan kehendak agar George Toisutta (GT) dan Arifin Panigoro (AP) masuk dalam daftar calon ketua umum (ketum), wakil ketua umum (waketum) dan exco PSSI, terus dipertanyakan sejumlah pihak.
Karena kengototan kelompok yang disebut-sebut telah membuat kongres PSSI 20 Mei lalu di Hotel Sultan Jakarta itu tak menghasilkan apa-apa,

bisa berdampak negatif terhadap pembinaan sepak bola tanah air. Padahal GT serta AP, dan juga Nurdin Halid maupun Nirwan Bakrie sudah dicoret FIFA dari daftar calon ketum PSSI. Namun kelompok 78 tetap ngotot agar GT dan AP harus masuk dalam daftar calon.
Setelah kecaman dari Ketua Pengkot PSSI Palangka Raya Rahmadi G Lentam SH serta sejumlah pengurusnya, sikap Suraria Nahan itu juga disayangkan M Yadi, pelatih berlisensi D yang pernah membawa tim sepak bola Seruyan meraih perunggu pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) 2010 lalu.
Pria kelahiran Sampit 27 Oktober 1976 itu, mempertanyakan ada apa sehingga kelompok 78 terus memaksakan kehendaknya agar dua dari empat calon yang digugurkan FIFA itu harus masuk dalam daftar calon ketum dan waketum PSSI. Yang disayangkan lagi, Pengprov PSSI Kalteng melalui ketua umumnya, Suraria Nahan justru masuk dalam kelompok itu. Bahkan keputusan untuk masuk dalam kelompok itu, tidak dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan pengurus maupun pengkab/pengkot PSSI se-Kalteng.
“Kita menyayangkan terhadap Pengprov PSSI Kalteng yang mendukung kelompok 78 yang jelas-jelas memaksakan calon ketum yang digugurkan FIFA. Hal ini sangat disayangkan, apalagi keputusan mendukung tidak dimusyawarahkan dengan pengcab (maksudnya pengkab PSSI) se-Kalteng. Mau dibawa kemana persepakbolaan Kalteng ini, kalau dukungan yang diberikan kepada salah satu calon ketum PSSI itu tidak disepakati dengan pengurus sepak bola yang di daerah,” kata Yadi yang juga masuk dalam pengurus Pengkab PSSI Seruyan sebagai pembina pemain usia muda itu.
Menurut Yadi yang masih aktif sebagai ketua PWI Seruyan itu, sikap Pengprov PSSI Kalteng beserta kelompok 78 bisa mengganggu sejumlah agenda sepak bola di tanah air. “Buktinya, sampai sekarang belum ada kejelasan kapan pra-PON sepak bola dilaksanakan. Begitu juga dengan jadwal-jadwal yang lainnya. Semuanya bisa terbengkelai, apabila masalah di PSSI belum juga tuntas,” kata Yadi seraya menambahkan hingga saat ini ada 4 pemain binaannya dari Seruyan masuk dalam tim sepak bola Kalteng yang disiapkan tampil di pra-PON.
“Kita meminta kepada ketua Pengprov PSSI Kalteng untuk tidak terbawa oleh kepentingan kelompok. Namun memikirkan kepentingan untuk kemajuan persepakbolaan tanah air. Pengprov juga segera rapat dengan pengcab. Hal ini agar tidak dianggap arogansi dalam mengambil suatu keputusan di tubuh PSSI Kalteng,” harapnya seraya mempertanyakan kinerja Pengprov PSSI Kalteng selama kepemimpinan Suraria Nahan. Mengingat hingga sekarang sejumlah agenda belum juga terlaksana, seperti halnya Gubernur Cup yang sudah dua tahun tak digelar.
(ens)

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com